TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN LANJUTAN
GREEN ADVERTISING
NAMA KELOMPOK :
1)
GINA
NOVIANA YUNIAR (A10110296)
2)
ETIKA
DIANA RISKIANTI (A10110297)
3)
SARIFAH
AINI (A10110298)
SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI (STIE) EKUITAS
Jalan P. H. H. Mustofa No.31, Telp.(022) 7276323
Bandung
GREEN
ADVERTISING
Green
marketing bukanlah melihat profit sebagai satu-satunya tujuan perusahaan,
tetapi ada tambahan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan memberi kepuasan
kepada konsumen.
Konsep green marketing
sudah diperkenalkan oleh Bell dan Emeri, serta Feldman sejak tahun 1971, yang
menyatakan konsep pemasaran telah salah penempatan, karena hanya sebatas
memuaskan keinginan konsumen tapi dengan mengabaikan kepentingan masyarakat dan
lingkungan dalam jangka panjang
Peattie pada tahun 1995
mendefinisikan green marketing sebagai proses manajemen holistik yang
bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengantisipasi dan memuaskan
keinginan konsumen dan masyarakat dengan jalan yang menguntungkan dan
berkelanjutan (Karna, Hansen dan Juslin 2001).
Sementara Polonsky
(1994), menyatakan bahwa green marketing merupakan seluruh aktivitas yang
didesain untuk menghasilkan dan memfasilitasi semua perubahan yang diharapkan
dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia, dengan dampak minimal pada
perusakan lingkungan alam. Hal ini terjadi akibat pemenuhan kebutuhan dan
keinginan manusia memiliki potensi untuk menimbulkan dampak negatif pada
lingkungan alam.
1)
organisasi
atau perusahaan melalui aktivitas pemasarannya berusaha memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen,
2)
aktivitas
pemasaran ini dilaksanakan dengan cara yang lebih efisien dan efektif dibandingkan
dengan pesaing, dan
3)
aktivitas
ini memberikan dampak minimal pada perusakan lingkungan alam sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
Manfaat
Green Marketing
1)
Menghasilkan
produk yang ramah lingkungan
2)
Para
produsen dan pemasang iklan mengembangkan produk yang mereka upayakan untuk
memenuhi keinginan masyarakat yang peduli akan lingkungan
3)
Inovasi
Kecintaan terhadap lingkungan
akan membuat perusahaan menjadi lebih inovatif, baik inovatif dalam input,
process, output, bahkan strategi marketing/pemasaran
Komponen-komponen
yang terdapat dalam Green marketing :
1.
Green
Consumer
Merupakan konsumen yang peduli
lingkungan hidup. Para pembeli (konsumen) yang dipengaruhi kepedulian
lingkungan hidup dalam pembelian suatu produk. Sebagai contoh : konsumen yang
peduli akan lingkungan hidup akan lebih menyukai pembelian minyak yang bebas
dari campuran timah. Tekanan-tekanan dari kelompok seperti Friends of the Earth
atau Greenpeace telah mendorong perusahaan-perusahaan untuk melakukan metode
produksi dan pembuangan limbah guna mengurangi tingkat pencemaran.
2.
Green
Consumersism
Dalam ilmu marketing dikatakan
bahwa penawaran itu ada karena adanya permintaan (hukum penawaran dan
permintaan). Begitupun dengan green marketing ada karena adanya green
consumers.Green Consumerism sendiri didefinisikan sebagai “The use of
individual consumer preference to promote less enviromentally damaging products
and services”(Smith, 1998).
3.
Green
Product
Green Product atau yang biasa
disebut dengan Produk yang berwawasan lingkungan adalah suatu produk yang
dirancang dan diproses dengan suatu cara untuk mengurangi efek-efek yang dapat
mencemari lingkungan, baik dalam produksi, pendistribusian dan
pengkonsumsiannya. Hal ini dapat dikaitkan dengan pemakaian bahan baku yang
dapat didaur ulang.
Tujuan
green marketing
Menurut
John Grant, 2007 tujuan green marketing dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu sebagai
berikut :
1) Green : bertujuan ke arah untuk berkomunikasi
bahwa merek atau perusahaan adalah peduli lingkungan hidup
2) Greener : bertujuan selain untuk komersialisasi
sebagai tujuan utama perusahaan, juga untuk mencapai tujuan yang berpengaruh
kepada lingkungan hidup. Perusahaan mencoba merubah gaya konsumen mengkonsumsi
atau memakai produk. Misalnya penghematan kertas, menggunakan kertas bekas
maupun kertas recycle. Menghemat air, listrik, penggunaan AC, dll
3) Greenest : perusahaan berusaha merubah budaya konsumen
ke arah yang lebih peduli lingkungan hidup.
Kendala
Green Marketing
Dalam
usaha mengaplikasikan konsep green marketing terdapat beberapa permasalahan
potensial yang bisa muncul menurut Polonsky (1994). Yaitu
1)
perusahaan
yang menggunakan green marketing harus yakin bahwa tindakan mereka tidak
menyesatkan konsumen dan industri, dan tidak melakukan pelanggaran terhadap
peraturan atau hukum yang berlaku pada pemasaran lingkungan
2)
perusahaan
saat memodifikasi produk sesuai permintaan ataupun persepsi konsumen, tapi ternyata
produk ini juga tidak lebih baik dari produk yang terdahulu karena konsumen
memiliki persepsi yang salah.
3)
peraturan
pemerintah yang didesign guna memberikan peluang kepada konsumen untuk membuat
keputusan yang lebih baik, atau memotivasi mereka untuk lebih bertanggungjawab
terhadap lingkungan hidup. Sangat sulit bagi perusahaan untuk dapat
menyesuaikan dengan seluruh isu lingkungan.
1.
Konsep Green Marketing
Menurut
Polonsky (1994) ada lima alasan bagi organisasi atau perusahaan untuk
menerapkan konsep green marketing. Yaitu sebagai berikut :
a.
Faktor
Peluang
Meningkatnya kesadaran konsumen
terhadap lingkungan alam menimbulkan perubahan dalam perilaku pembelian mereka.
Konsumen menjadi lebih sensitif dalam pemilihan produk yang akan mereka
konsumsi. Mereka akan memilih produk ramah lingkungan yang ditawarkan oleh
perusahaan.
Konsumen yang sangat menyadari
arti pentingnya lingkungan bahkan mau membeli pada harga premium, tentu saja
dengan tidak mengabaikan kualitas. Sehingga perusahaan menganggap hal ini
merupakan peluang yang baik untuk memenangkan persaingan dan mencapai tujuan
perusahaan. Sebagai contoh McDonald menukar kemasan masakan kerangnya dengan
kertas lilin (waxed paper) karena meningkatnya perhatian konsumen terhadap
produksi polisterin dan penipisan ozon.
Xerox memperkenalkan kertas
fotocopy berkualitas tinggi dari proses daur ulang untuk memenuhi keinginan
konsumen terhadap perusakan lingkungan yang seminimal mungkin. Perusahaan
pengalengan Tuna memodifikasi tekhnik penangkapan ikan mereka karena meningkatnya
perhatian masyarakat dan konsumen terhadap kematian lumba-lumba.
b.
Faktor
Tanggung Jawab Sosial
Banyak perusahaan yang mulai
menyadari bahwa mereka sendiri merupakan bagian dari komunitas yang luas dan
untuk itu mereka harus memiliki perhatian terhadap lingkungan. Mereka percaya
bahwa tujuan mereka untuk menjaga kelestarian lngkungan akan sejalan dengan
tujuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Sebagai hasilnya isu
lingkungan akan terintegrasi dengan budaya perusahaan secara keseluruhan.
Perusahaan dalam hal ini bisa memilih dua alternatif perspektif yang akan
digunakannyan. Pertama perusahaan mengkomunikasikan kepedulian mereka terhadap
lingkungan hidup kepada konsumen dan masyarakat sebagai alat pemasaran. Kedua
perusahaan bertanggung jawab pada lingkungan hidup tanpa mempromosikannya.
Sebagai contoh Bodyshop dengan gencar mempromosikan bahwa mereka
bertanggungjawab terhadap lingkungan dengan sedapat mungkin menggunakan sayuran
sebagai bahan dasar kosmetiknya dibandingkan penggunaan hewan, tidak menggunakan
binatang untuk menguji produk akhirnya, menghargai lingkungan, menggunakan
bahan dasar yang alami serta konsumen dapat membeli sesuai dengan kuantitas
yang mereka inginkan dan menggunakan kemasan isi ulang. Sementara Coca-cola
melakukan investasi dalam jumlah yang besar pada aktivitas daur ulang, dan
memodifikasi kemasannya untuk meminimalisasi dampak terhadap lingkungan tanpa
mengkomunikasikan dan menggunakanya sebagai alat pemasaran.
c.
Faktor
Tekanan Pemerintah
Sehubungan dengan seluruh
aktivitas pemasaran yang dilaksanakan perusahaan, pemerintah berusaha
melindungi konsumen dan masyarakat, melalui peraturan yang ditetapkan.
Peraturan pemerintah ini didesain untuk melindungi konsumen dengan jalan
mengurangi produksi produk yang merusak lingkungan, mengubah perilaku konsumen
dan industri dalam penggunaan atau mengkonsumsi produk yang merusak lingkungan,
dan meyakinkan konsumen kalau mereka memiliki kemampuan untuk menilai produk
terkait dengan pemeliharaan lingkungan hidup. Peraturan ini mengimplikasikan
penerapan konsep green marketing bagi perusahaan.
d.
Faktor
Persaingan
Alasan utama lainnya untuk
melaksanakan konsep green marketing adalah untuk menjaga posisi perusahaan
dalam persaingan. Perusahaan mulai melihat pesaing mempromosikan perilaku yang
ramah lingkungan, dan ini bisa membahayakan kedudukan perusahaan dalam
persaingan. Oleh sebab itu, perusahaan berusaha untuk menyamai atau bahkan
melebihi pesaing dalam menerapkan konsep green marketing. Dalam hal lain
tekanan persaingan menyebabkan beberapa perusahaan memodifikasi dan mengurangi
perilaku yang merusak lingkungan.
Faktor
Biaya atau Keuntungan
Perusahaan juga menggunakan
konsep green marketing untuk dapat mengurangi biaya dan atau meningkatkan
kemampuannya dalam menghasilkan laba. Perusahaan yang dapat mengurangi limbah
yang dihasilkan dari proses industrinya bisa menghemat biaya. Biasanya
minimalisasi produk sampingan dilakukan dengan jalan menguji kembali proses
produksi yang dilakukan. Hasilnya sering juga meningkatkan keefektifan proses produksi
itu sendiri. Sehingga terdapat penghematan biaya berganda yaitu mengurangi
limbah dan menghemat material.
Praktik
Green marketing Pada Perusahaan-perusahaan di Indonesia
a.
PT
Djarum Tanam Trembesi di sepanjang Pantura Jateng
Perusahaan rokok raksasa Djarum
menunjukkan kepeduliannya kepada lingkungan melalui Program Bhakti Lingkungan
Djarum Trees For Life Djarum Foundation. Program Djarum Tres For Life ini sudah
diselenggarakan sejak 1979 yang meliputi penanaman ribuan jenis tanaman peneduh
untuk pelestarian lingkungan, menciptakan keteduhan, melestarikan ekosistem
lokal, mencegah erosi tanah dan untuk membantu resapan air. Selama tahun 2010,
program Djarum Trees For Life menanam 2.767 pohon trembesi disepanjang jalur
Kudus-Semarang. Sementara pada 2011, program dilanjutkan untuk 7.300 pohon
trembesi disepanjang jalan Semarang-Losari. Program ini, kata Budi, akan terus
dilanjutkan “Sehingga sampai 2014 jalur Pantura Jawa Tengah spanjang 478 km
akan dipenuhi tanaman trembesi, dimulai dari losari diperbatasan Jawa Barat
hingga Buludi perbatasan Jawa Timur. Pohon trembesi yang ditanam dan dirawat
disepanjang jalur ini akan menyerap 685 juta kg gas CO2 setiap tahunnya,”
ujarnya.
b.
Pertamina
Menabung 100 juta pohon
c.
Visi
Eco-Positive Company Sharp
PT Sharp memiliki empat strategi,
pertama, melalui Eco-Positive Technology, yaitu
1)
mengembangkan
usaha baru dengan menciptakan teknologi yang unik (one-of-a-kind),
2)
Eco-Positive
Product, yaitu mengembangkan sekaligus melindungi lingkungan melalui prodik dan
jasa yang ramah. Lingkungan
3)
Eco-Positive
Operations, yaitu mengurangi dampak bagi lingkungan pada saat produksi di
pabrik yang ramah lingkungan,
4)
Eco-Positive
Relationships, yaitu meningkatkan nilai perusahaan melalui keterlibatan dengan
masyarakat. Dalam rangka mengimplementasikan Eco-Positive Product, Sharp
menghadirkan produk-produk yang hemat energi sekaligus ramah lingkungan.
Contohnya, lewat penggunaan produk panel surya (Photovoltaic) sebagai sumber
daya energi pada hotspot-wifi, yang disebut dengan Photovoltaic Tree. Produk
ini memungkinkan pengunjung suatu tempat dengan mudah mendapatkan akses sumber
energi listrik dan internet secara cuma-cuma dengan cara yang ramah lingkungan.